Friday, October 21, 2005

Aku Suka Karya Roald Dahl

Aku suka banget karya-karya Roald Dahl. Bermula dari buku Roald Dahl dengan judul The WITCHES (Ratu Penyihir), aku sangat terkesan, ternyata ada penulis hebat yang bisa sejalan dengan khayalanku. Aku selalu suka dengan cerita-cerita seru yang aneh-aneh. Kadang aku berpikir bagaimana kalau jariku ini bisa mengeluarkan api, atau jika aku pusing ku tukar kepalaku dengan kepala orang yang sedang sehat, atau aku bisa terbang, aku bisa membuat adikku tertawa tidak berhenti, pasti seru banget ya.
Sejak kubaca The Witches, aku mulai menunggu dan menunggu karya Roald Dahl selanjutnya, sampai sekarang aku sudah memiliki 7 buku karya Roald Dahl:
1. The Witches (Ratu Penyihir)
2. The Twist
3. Mathilda
4. Mr. FOX yang Fantastis
5. Charlie and The Chocolate Factory
6. Charlie and The Great Glass Elevator
7. Boy: Tales of Childhood

Seneng banget waktu Charlie and The Chocolate Factory dijadikan Film, aku pasti koleksi CD nya! Walaupun aku beli CD nya, aku ingin juga nonton di bioskop bersama teman-teman, pasti seru. Trus di rumah jika aku lagi bete aku bisa nonton CD nya sepuasku, seperti Harry Potter, sampai sekarang aku masih sering nonton CD filmnya. Bukunya juga lengkap loh! Abis aku paling seneng baca buku seperti ini. Enggak bosenin walaupun di ulang-ulang terus, ya baca bukunya juga nonton film nya.

Aku belum nonton Filmnya, tapi aku ambil ringkasan film Charlie and the Chocolate Factory dari internet, gini ceritanya:
Diadaptasi dari buku karya Roald Dahl, "Charlie and the Chocolate Factory" (2005) mengisahkan petualangan seorang anak bernama Charlie Bucket (Freddie Highmore). Dia bukan anak yang punya kecepatan atau kekuatan lebih dari anak yang lain. Orang tuanya pun tidak kaya juga tidak punya kuasa. Ayahnya Mr. Bucket (Noah Taylor) hanya seorang karyawan di sebuah pabrik pasta gigi yang memiliki jam kerja panjang dan upah yang minim, sementara itu, ibunya Mrs. Bucket (Helena Bonham Carter) hanya ibu rumah tangga biasa. Namun, Charlie merupakan salah satu bocah yang paling beruntung di dunia.

Keberuntungan ini berawal saat Charlie menjadi anak kelima yang memenangkan tiket emas untuk mengunjungi pabrik coklat terbesar (lima puluh kali lebih besar dari pabrik coklat yang pernah ada di dunia) milik pria jenius dan eksentrik Willy Wonka (Johnny Depp) yang tahun ini sengaja membuka pabriknya selama sehari hanya untuk lima anak terpilih dari seluruh dunia yang berhasil mendapat tiket emas setelah membeli coklat yang diproduksinya.

Ditemani kakeknya Joe (David Kelly), Charlie bergabung dengan empat anak terpilih lainnya - Violet Beauregarde (Annasophia Robb), Veruca Salt (Julia Winter), Mike Teavee (Jordan Fry), dan Augustus Gloop (Philip Wiegratz) - yang ditemani ayah atau ibu mereka mendatangi pabrik coklat Willy Wonka. Berada atau memasuki pabrik ini memang telah menjadi impian seluruh anak di dunia selama bertahun-tahun menyusul ditutupnya pabrik tersebut oleh Willy Wonka lima belas tahun silam lantaran beberapa resep pembuatan coklat tersebut dicuri dan dijual beberapa karyawan Willy Wonka kepada pabrik-pabrik coklat yang menjadi pesaing Willy Wonka.

Tanggal 1 Februari, tepat pukul 10, gerbang pabrik dibuka. Charlie, kakek Joe, beserta keempat anak dan ayah atau ibu mereka pun memasuki area pabrik dan langsung disambut Willy Wonka. Dalam sambutannya, Willy Wonka mengingatkan bahwasanya satu diantara lima anak terpilih tersebut bakal memenangkan hadiah istimewa yang tak akan pernah mereka bayangkan sebelumnya. Untuk mencari pemenang, Charlie dan kawan-kawan beserta pedamping mereka dibawa Willy Wonka memasuki beberapa area dalam pabrik.
Kunjungan pertama, Charlie dan kawan-kawan dibawa Willy Wonka ke sebuah taman yang dilengkapi sungai dan air terjun coklat. Di area ini, Willy Wonka membebaskan setiap anak memakan yang ada di sekelilingnya. Tak terkecuali, rumput atau buah yang semuanya memiliki rasa yang sangat enak. Di area ini, Augustus Gloop yang gemuk, serakah, dan doyan coklat memakan semua yang ada di hadapannya sampai tergelincir masuk sungai coklat sehingga Augustus Gloop beserta ibunya Mrs. Gloop (Franziska Troegner) tak bisa mengikuti kunjungan berikutnya.

Kunjungan kedua, Charlie, Violet Beauregarde, Veruca Salt, Mike Teavee, dan pedamping mereka dibawa Willy Wonka ke ruang pembuatan permen karet yang setiap kali dikunyah memunculkan rasa beda dan enak. Di area ini, Violet Beauregarde yang doyan makan permen karet langsung mengunyah permen karet yang sebenarnya masih berada dalam masa uji coba. Hasilnya, tubuh Violet Beauregarde pun menggelembung dan sekujur tubuhnya membiru. Violet Beauregarde dan ibunya Mrs. Beauregarde (Missi Pyle) pun gagal berkunjung ke area lainnya.

Kunjungan ketiga, Charlie, Veruca Salt, Mike Teavee, dan pedamping mereka dibawa Willy Wonka ke ruang pemecah kacang. Dalam ruang ini, Willy Wonka menunjukkan proses pemecahan kacang yang dilakukan tupai-tupai terlatih. Hal ini menarik perhatian Veruca Salt yang langsung minta sang ayah Mr. Salt (James Fox) untuk membeli seekor tupai tersebut untuknya. Mr. Salt pun menawar seekor tupai terlatih kepada Willy Wonka. "Tak dijual!" ujar Willy Wonka. Jawaban ini membuat Veruca Salt nekad menangkap salah satu tupai tersebut. Aksi Veruca Salt mengundang tupai-tupai lainnya untuk menyerang dan menyeretnya ke lubang pembuangan sampah. Nasib ini pun "harus" dialami Mr. Salt.

Kunjungan keempat, pesertanya tinggal Charlie, Mike Teavee, dan pedamping mereka. Mereka semua dibawa Willy Wonka ke ruang transfer yang bisa memindahkan sebuah benda (apapun) ke dalam televisi dalam keadaan utuh, tapi dengan ukuran yang lebih kecil dan benda tersebut bisa langsung diambil oleh penontonnya. Dalam ruang ini, Mike Teavee menyepelekan semua omongan Willy Wonka yang disebutnya seorang idiot. Terlebih lagi, setelah mendemokan kemampuan teknologi transfer tersebut. Dengan keyakinan tinggi, Mike Teavee pun beraksi menuju perangkat transfer dan ingin membuktikan hasilnya dengan dirinya sebagai materi uji coba. Walhasil, Mike Teavee pun muncul di televisi. Saat sang ayah Mr. Teavee (Adam Godley) coba mengeluarkannya, tubuh Mike Teavee pun mengecil.

Dari empat kunjungan ini, tinggal Charlie dan pedampingnya kakek Joe yang bertahan. Sesuai janjinya, Willy Wonka pun memberikan Charlie hadiah khusus yang tak pernah dibayangkan Charlie sebelumnya. Apa hadiah itu? Akankah Charlie menerimanya?
Seperti paparan diatas, alur cerita "Charlie and the Chocolate Factory" relatif mudah ditebak. Namun, demikian, kejutan-kejutan kecil tetap dimunculkan Tim Burton sehingga membuat penonton tetap terjaga di kursi hingga kisah berakhir. Selain itu, ia pun memunculkan beragam petualangan dalam bentuk kunjungan bak kue lapis yang bila dilepas satu lapisan ada lapisan berikutnya. Artinya, lepas satu petualangan, Tim Burton memunculkan petualangan lain. Tak ketinggalan bumbu pemancing tawa juga dihadirkan lewat dialog dan sesekali slapstik ala Willy Wonka yang doyan menabrak dinding kaca plus kemunculan mahluk super kerdil Oompa Loompa (Deep Roy) dengan beragam aksi musikalnya. Hiburan memang terasa kental dalam cerita ini, tapi bukan berarti pesan moral dilupakan dan "Charlie and the Chocolate Factory" kembali menekankan arti penting sebuah keluarga.
Ringkasan ini ditulis oleh Mas Agus dari Movie Studio. (Aku kan belum nonton film nya..........he he he)

OK, men! Lain kali aku kasih info tentang buku Roald Dahl yang lain. Semua seru dan asik banget menemani saat kita bete. Mau tahu Ringkasan bukunya? Nanti aku tulisin ya. Kadang cerita di buku lebih seru dari Film-nya loh. Lebih lengkap dan lebih membuat kita berpikir sendiri, jadi makin asik bacanya.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah mampir!