Sunday, April 02, 2006

Our Special Guess from Japan

Belajar tentang sampah
28 Maret 2006

Saat itu suasana kelas agak ramai karena kami sedang istirahat setelah pulang dari Field Trip ke Kecamatan Semarang Tengah. Tiba-tiba pintu terkunci saat salah seorang temanku ingin keluar kelas. Kami menjadi panik dan sedikit ketakutan. Sebagian dari kami kemudian memanjat meja untuk melihat keluar dari jendela kelas dan berupaya untuk meminta pertolongan dari orang yang ada di luar kelas.
Mas Yogi kemudian datang mencoba membuka dengan kunci pintu tetapi tidak berhasil. Lalu Mas Yogi masuk ke dalam kelas melalui jendela dan berusaha membuka pintu dari dalam kelas, tetapi hal inipun tidak berhasil.
Sementara itu Pak Amir dan tamu dari Bintari sudah ada di luar kelas, siap untuk memulai pelajaran. Kami jadi semakin panik, ada yang berteriak minta tolong, ada yang bersurat-suratan melalui jendela, dan ada yang berandai-andai (ini kelompokku). Kami malah sedikit senang dengan kejadian ini karena sambil menunggu pintu terbuka kami sempat mengandaikan kami terkunci sampai besok pagi tentu seru banget, nginep di kelas bersama-teman-teman, kami bahkan menamainya Persera yaitu Perkemahan Selasa Rabu. Seru banget kan, kalau kami bersama-sama bermalam di dalam kelas, kami bisa saling curhat sepanjang malam, bercanda, cerita-cerita yang seru dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan bersama. Bahkan mungkin kami akan tidak tidur sepanjang malam itu sampai pagi lagi dan belajar bersama lagi di kelas. Seru kan?
Setelah Mas Yogi dan rekannya berhasil mendobrak pintu kelas, Pak Amir dan Pak Bambang masuk ke dalam kelas kami, kemudian disusul dua orang asing dan dua orang dari Bintari. Orang asing itu berasal dari negara Jepang. Kami masih terdiam, memperhatikan tamu-tamu kami yang masuk ke dalam kelas kami, ketika Pak Amir menyuruh kami makan bekal kami, karena saat istirahat tadi kami tidak sempat makan karena suasana panik akibat peristiwa pintu yang tiba-tiba terkunci.
Selesai kami makan, tamu dari Bintari memperkenalkan diri. Pertama kami diperkenalkan seorang rekan mereka yang bertugas mendokumentasikan kegiatan yang kami lakukan dengan tustel, namanya Mas Adi, yang kedua diperkenalkan kepada kami adalah Mbak Andi sebagai juru bicara mewakili mereka, yang ketiga kami dikenalkan dengan dua orang tamu yang berasal dari Jepang yaitu Mas Iwa Sa Toku Hiro atau Mas Toku dan Mas Morino Yuki atau Mas Yuki.
Setelah itu kami diperkenalkan dengan tulisan Jepang yaitu huruf Kanji oleh Mas Toku dan Mas Yuki. Kami juga diajari cara menulis dengan bahasa Jepang dan dengan huruf Kanji-Jepang.

Selain itu mereka bercerita bagaimana Jepang menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Kata mereka di Jepang masyarakatnya sudah sadar akan pentingnya kebersihan, sehingga jalan-jalan di sana selalu terlihat bersih dan tidak ada sampah sedikitpun. Taman di Jepang juga bersih dan rapi yang membuat pengunjung maupun orang yang melihat taman di sana nyaman. Rumah dan halaman rumah penduduk Jepang juga selalu terlihat rapi dan bersih. Kami juga menjadi tahu, bahwa selain selalu menjaga kebersihan, ternyata Jepang mempunyai cara khusus untuk membuang sampah. Caranya yaitu agar truk sampah mengetahui bahwa itu sampah, adalah dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus yang dapat dibeli di Supermarket, sehingga petugas tinggal mengambilnya saja.
Pemerintah Jepang juga mengeluarkan aturan bahwa sampah setelah dibuang di tempat sampah dan tempat sampah itu penuh maka harus dipisahkan, mana sampah organik, mana sampah an-organik, dan mana sampah elektronik. Sampah organik adalah sampah basah, yaitu sampah yang dapat terurai dengan sendirinya oleh alam, seperti sisa makanan, daging, bangakai, daun yang gugur dan lain-lain. Sampah an-organik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan sendiri oleh alam sehingga perlu adanya bantuan alat khusus, seperti sampah plastik, kaleng, botol, dan lain-lain. Sampah elektronik adalah sampah yang berasal dari barang-barang elektronik yang sudah tidak diperlukan pemiliknya, misalnya orang jepang mempunyai tv kemudian tvnya rusak, mereka lebih memilih membeli lagi dari pada service, karena kalau di Jepang biaya service lebih mahal dari pada biaya beli lagi.
Setelah sampah-sampah itu terkumpul, kemudian orang-orang Jepang memasukannya dalam kantong plastik khusus sampah. Plastik itu bertulisakan huruf Jepang dan background hurufnya perak. Setelah sampah-sampah itu di masukkan ke plastik khusus, yaitu plastik khusus sampah yang dapat dibeli di supermarket. Ketika truk sampah datang yang ditandai bunyi sirine yang panjang, baru warga setempat yang mendengar bunyi sirine tersebut mengeluarkan sampah-sampah mereka ke depan pagar rumah mereka. Di truk sampah Jepang ada sebuah indikator yang mencatat berapa plastik sampah yang telah masuk, sehingga ketika truk sampah sudah hampir penuh indikator truk sampah mengingatkan, atau kalau truk sampah sudah penuh, mesin pembawa sampah ke dalam truk tidak bisa bergerak. Mesin pembawa sampah ini seperti eskalator. Kalau truk sampah sudah penuh, kemudian truk tersebut membawa sampah-sampah itu ke pabrik daur ulang. Di pabrik daur ulang bahan An – organik menjadi baju, kaleng baru, dll. Kalau yang organik menjadi pupuk, sedangkan yang elektronik menjadi bahan bangunan.
Setelah itu mereka meminjami kami sebuah majalah yang terbit di Jepang. Wah!!! Keren banget. Majalahnya sangat bagus, sampulnya tebal dan setiap lembarnya sangat tebal dibandingkan dengan majalah yang sering kita baca atau kita beli di Indonesia. Majalahnya nggak bisa dibaca!. Tulisannya menggunakan huruf kanji semua. Jadinya aku cuma melihat gambarnya saja. Pada sampulnya tampak dua tokoh kartun dan ditengahnya ada globe yang nampaknya hidup seperti tokoh kartun yang lain. Dari gambar-gambar yang ada di dalam buku itu, aku menyimpulkan bahwa buku itu menceritakan tentang bagaimana cara memisahkan sampah orgganik, an-organik dan sampah elektronik, bagaimana cara daur ulang sampah dan ada gambar-gambar yang memperlihatkan hasil dari daur ulang sampah-sampah tersebut.
Kemudian kami dipersilahkan untuk bertanya. Mereka menjawab dengan jawaban singkat dan agak susah melafalkannya, jadi kesannya seperti baru belajar ngomong. Selesai tang jawab, kita di suruh membaca surat dari teman-teman kita di Jepang. Masing-masing anak mendapat sebuah surat, tetapi karena ada surat yang tersisa maka diantara kami ada yang mendapat dua buah surat. Surat-surat mereka pendek dan kadang disertai gambar tangan mereka yang lucu-lucu.
Surat mereka menggunakan huruf Kanji-Jepang sehingga kami tidak mungkin bisa membacanya. Tetapi ada lembaran yang satu lagi yang isinya terjemahan dari surat itu yang menggunakan huruf latin dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, sehingga dengan mudah kami dapat memahami isi surat tersebut dan membalasnya.
Aku mendapat surat dari Kouta Hasumi, seorang anak lelaki Jepang yang duduk di kelas 5 SD di Jepang. Isi suratnya:

Salam buat teman-teman Indonesia
Saya mendengar bahwa lingkungan Indonesia tercemar di presentasi yang saya punya.
Cobalah yang terbaik untuk membersihkan lingkungan di Indonesia.
Kami mendorong kalian untuk melakukannya.
Dari Kouta Hasumi

Surat Kouta Hasumi ini disertai gambar Doraemon dan kawannya yang lucu.

Aku berusaha membalasnya dengan sebaik-baiknya:
Untuk Kuota Hasumi
Nama saya Aya, kelas 5 SD H Isriati Baiturrahman Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Di Indonesia tadinya memang kotor, karena kami sudah melakukan bersih-bersih jadi Indonesia tidak terlalu kotor lagi.
Terimakasih atas dukungannya.
Kami akan melakukan yang terbaik untuk lingkungan kami di Indonesia sesuai usulmu.

Dari Aya = Azzahra Soraya Bilhaq

Surat yang kedua untukku dari Kana Onishi, seorang anak perempuan dari Jepang yang duduk di kelas 5 SD di Jepang.
Kana Onishi menulis:

Halo !
Nama saya Kana Onishi
Saya duduk di kelas 5 di sekolah dasar
Saya terkehut dengan kerudung yang kamu pakai karena kelihatannya sangat panas.
Dari Kana

Aku membalas surat tersebut begini:

Untuk Kana Onishi
Nama saya Aya, kelas 5 SD H Isriati Baiturrahman Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Kamu terkejut ya dengan kerudung yang kami pakai?
Ada yang berpendapat bahwa memakai kerudung itu panas, dan ada yang berpendapat kalau memakai kerudung itu biasa-biasa saja.
Menurutku sih memakai kerudung itu biasa-biasa saja dan lagi pula itu kwajiban kami sebagai orang Islam.

Dari Aya = Azzahra Soraya Bilhaq

Kami semua langsung membalas surat-surat yang kami terima di kertas yang telah disediakan. Selesai balas-membalas surat, kami mengumpulkan surat kami kepada Mas Toku dan Mas Yuki. Saat kami mengumpulkan surat-surat balasan kami kepada mereka berdua, mereka hanya senyum dan berkata bahwa mereka tidak mengerti apa yang kami tulis.
O.... ya tadi Mas Toku dan Mas Yuki menjelaskan semua materi dengan sangat lucu sehingga kami tertawa terus. Setelah itu para tamu berpamitan dengan kami. Katanya Mas toku akan pulang sore nanti, sedangkan Mas Yuki pulangnya tanggal 5 April besok.
Senang sekali rasanya mendapat kunjungan dari Bintari. Pasti mereka selalu membawa special guess dari negara lain. Dengan begitu kami jadi tahu tentang kebiasaan, budaya, teknologi dan cara mereka berkomunikasi. Walaupun mereka kadang tidak mengerti apa yang kita maksudkan atau kami tidak mengerti apa yang mereka maksud, tetapi selama kunjungan mereka, kami sangat senang dan mereka pun menikmati kunjungan mereka sehingga walaupun susah dalam berkomunikasi, tetapi dengan sabar dan penuh pengertian mereka akan mencoba memahami.
Alhamdulillah....Terimakasih Bintari, terimakasih Tim Aksel, terimakasih Kepala Sekolah, dan terimakasih ayah bunda karena kalian semua aku bisa merasakan ini semua. Sesuatu yang besar, sesuatu yang membuatku merasa bahagia dan bangga mendapat kesempatan yang menakjubkan ini.

Salamku untuk sahabat-sahabatku di Jepang, anak-anak SD di Jepang yang suka Doraemon, seperti juga aku! (AYA V E / 1)

Terimakasih Pak Nasikun...!

Pertengahan Maret 2006
Aku mencoba membuat khitabah:

BERBAKTI PADA ORANG TUA

Assalamu’alaikum wr. wb
Di atas permukaan bumi ini tiada cinta kasih yang terbesar sesudah cinta kasih Allah, kecuali cinta kasih yang dicurahkan kedua orang tua kepada anaknya. Dalam surah Al-An’am 151, Allah SWT berfirman ….wabil walidaini ihsana….yang artinya …berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak…. Maksud dari kalimat Allah tersebut adalah agar manusia berbuat baik kepada ibu dan bapak dengan bakti yang sempurna, ikhlas sepenuh hati tanpa disertai rasa terbebani. Dalam perintah tersebut terkandung suatu larangan untuk berbuat buruk kepada keduanya, menyakiti hati, apalagi berbuat durhaka kepadanya.
Selaras dengan firman Allah tersebut, dalam ayat yang lain Allah menyatukan perintah berbuat baik kepada orang tua dengan larangan berbuat buruk kepada keduanya. Allah SWT berfirman dalam QS. 17 AL Isra’: 23. Berbagai alasan mengapa manusia wajib berbuat baik kepada orang tua adalah sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam QS. 31 Luqman: 14
Patut juga difahami, bahwa nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada seorang hamba, adalah tatkala Allah menciptakan hamba itu dari tiada menjadi ada. Dan orang tua kita adalah perantara dari ketiadaan menjadi ada. Disamping itu sudah dimaklumi bahwa tidak ada yang bisa mencintai seorang anak manusia seperti cinta kedua orang tuanya sendiri. Merekalah yang telah mengurus seorang anak manusia dengan penuh kesabaran sejak dalam kandungan hingga menjadi dewasa.
Seorang anak diwajibkan untuk taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya serta berusaha membuat hati keduanya rida. Ketaatan dan bakti kepada kedua orang tua merupakan cermin akhlak dan jiwa yang mulia. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap Mukmin. Namun demikian, ketaatan dan bakti kepada orang tua tidak boleh dilakukan apabila kedua orang tua memerintahkan untuk berbuat maksiat dan kufur kepada Allah SWT. Allah tidak menganggap dosa perbuatan anak yang tidak menaati perintah orang tua yang bertentangan dengan syariah. Allah swt berfirman dalam Q.S. 31 Luqman: 15 yang artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlan kamu mengikuti keduanya, dan pergaulillah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, menudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Rasulullah saw juga bersabda: ….la tho’ata limakhluqin fi ma’ diyatil kholiq…
Tidak boleh taat kepada makhluk apabila memerintahkan perbuatan maksiat kepada Allah. (Muttafaqun ‘alaih)
Barokallahu lii walakum filqur aanil ‘adziim
Wassalamu’alaikum wr. wb.