Monday, May 29, 2006

AKU TIDAK MENCURI

Diary Rabu tanggal 17 mei 2006
pulang sekolah

Aku Cuma ingin suatu keadilan, pak amir harus membuktikan kalo aku mencuri atau harus membuktikan kalo aku enggak mencuri. Memang pak amir sudah meminta maaf, mungkin setelah ditegur Pak Noto, tetapi bilang juga bahwa aku juga harus mengingat-ingat jasa pak amir yang sudah sering menunjukku untuk ikut Pesta Siaga, ikut lomba-lomba yang lain. Nah lo, kenapa bukan temen lain aja yang dituduh, kan dia lebih sering diberi kesempatan sama pak amir, jadi enggak bisa protes walaupun diperlakukan tidak adil. Trus kalo nuduh temen yang enggak pernah diberi kesempatan pak amir takut enggak punya alasan buat nekan seperti menekanku saat itu kan?

Aku enggak mencuri. Kalau pak amir bilang aku cengeng karena selalu mikirin masalahku secara berlebihan, itu salah juga! Aku punya banyak masalah, sama temen, sama guru atau sama lingkunganku. Tapi aku berjuang untuk nama baikku karena 2 hal: rekayasa foto dan pencurian uang. Untuk masalah lainnya ya EGP gitu, so what gitu loh. Selama masalah itu enggak terlalu dalam menyinggung perasaanku dan meragukan akhlak ku, aku cuek bebek lah. Rugi amat mikirin masalah yang enggak perlu dipikirin kan. Enggak! Aku enggak seperti yang pak amir bilang bahwa aku cengeng dan mudah berfikiran negatif. Ada masalah yang harus diselesaikan, ada masalah yang bisa dibiarkan, ada masalah yang ringan ada juga yang berat. Aku lebih suka memilih membiarkan masalahku dan tidak nyeritain ke orang. Aku lebih senang terlihat sebagai anak yang ceria dan selalu senang di manapun aku berada. Tapi bukan berarti aku bisa dijadikan obyek kekerasan verbal (he he aku baca ini di Kompas minggu, saat aku mikirin tuduhan mencuri). Walaupun alasan pak amir adalah untuk mengojlog mentalku, rasanya itu tidak tepat. Aku sering disuruh pak amir secara mendadak membaca puisi di kelas lain, atau mendongeng atau mewawancarai tamu. Nah itu gojlogkan mental yang positif. Nah kalo mencuri uang?

Aku heran loh, pak amir tu minta maaf tapi penjelasannya kok soal gojlog aku, trus menekanku dengan banyak jasa pak amir karena telah memilihku ikut Pesta Siaga, ikut lomba-lomba antar sekolah, masukin karyaku di Kuntum, dll, ngatain aku cengeng, ngatain aku ini anak yang negative thinking, bilangin aku kreatifitas berpikirnya tinggi sehingga bisa bikin teman-teman jadi menuduhku sendiri. Kan aku jadi bingung, kenapa malah akhirnya aku yang disalahin? Trus guru itu kan memang banyak jasanya untuk murid-muridnya dan tanpa dikasih tau juga aku ngerti, semua guruku itu banyak sekali jasanya untukku, aku jadi sedih seolah-olah aku ini tidak bisa menghargai jasa-jasa pak amir untukku.

Terimakasih pak amir, bapak memang banyak berjasa untukku. Tapi aku tetap tidak mau digojlog dengan dituduh mencuri uang di kelasku. Terimakasih pak amir sudah selalu banyak memperhatikan aku, tapi jika bapak berpendapat aku tidak tau balas budi, tolong jangan pernah memilihku lagi dalam kegiatan lomba ataupun kegiatan yang lainnya. Aku lebih senang menjadi murid biasa. Murid yang selalu menikmati saat-saat bersekolah dengan gembira dan ceria.

Terimakasih Pak Noto, hanya bapak yang bisa membuatku bercerita panjang sekali, mungkin karena aku sedang marah juga ya. Aku sangat bersyukur punya Kepala Sekolah seperti Pak Noto yang nasihatnya bagaikan air yang menyiram api di kemarahanku.

Terimakasih untuk seluruh guruku di SD Isriati-Baiturrahman, karena bimbingan mereka semua aku bisa seperti sekarang. Mungkin aku tidak pandai menyampaikan terimakasihku sesuai keinginan bapak dan ibu guru, tetapi dengan ikhlas aku mengucapkan terimakasih dan aku bangga menjadi murid bapak dan ibu guru dan selamanya aku akan menjadi muridmu.

Terimakasih untuk ortu ku, karena kalian mengajariku mandiri dan berusaha menyelesaikan masalahku sendiri, maka aku jadi tahu bahwa menyelesaikan masalah bisa jadi akan menimbulkan masalah yang lain. Kalian percaya padaku, itu sudah cukup besar artinya untukku. Aku sudah banyak menunjukkan pada kalian bahwa aku bisa mengendalikan diriku, walaupun aku sedang sedih, marah dan kecewa.

Terimakasih untuk blogger yang sudah ikut membaca dan berkomentar. I’m waiting for your comment. Thank you for your attention.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah mampir!